Jumat, 22 Agustus 2008

Profil Masjid "Kanas" Jami Tuhfaturroghibin Alalak Tengah Banjarmasin


Mari bangun dan makmurkan masjid kitaProfil
Masjid Jami Tuhfaturroghibin
(KANAS)
Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara
Banjarmasin Kalsel
Telp: 0511-3302378

Pelindung: Lurah Alalak Tengah
Penasehat: Gr. H. Abdul Malik M.
H. Muhammad Taha
H. Asyikin Asil
H. Ismail

Ketua Umum: KH. M. Jahri Simin
Ketua I: Ust. Syamsuni Abdullah
Ketua II: H. Muksin H. Mahmud
Sekretaris Umum: Ahmad Jumirin Asyikin
Sekretaris I: Ust. Ahmad Jazuli S.
Sekretaris II: Sayyid Akil Sadad
Bendahara I: Mugeni
Bendahara II: H. Asrani

Dilengkapi beberapa seksi :
Seksi Ibadat dan Hari Besar Islam, Seksi Dana, Seksi Keamanan, dan Pembantu Umum


Masjid Jami Tuhfaturroghibin (Kanas)
Sejarah Singkat

Masjid Jami Tuhfaturroghibin Alalak Tengah Banjarmasin

Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, masjid hendaknya menjadi pusat dan tempat kegiatan dalam membina dan membangun umat, sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunah Rasulullullah SAW.

Demikian pula masyarakat di sekitar Sungai Alalak (Alalak Besar), telah menyadari betapa pentingnya arti sebuah masjid. Sehingga sekitar tahun 1900-an, pada mulanya atas swadaya murni masyarakt dibangunlah sebuah masjid di Muara Tatah Masjid Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (dulu). Bangunan ini semuanya berkonstruksi kayu ulin dengan arsitek berbentuk limas, mirip dengan Masjid Sultan Suriansyah Kuin Utara Banjarmasin. Bangunan inilah yang menjadi cikal bakal masjid yang ada sekarang.


Karena pada masa dulu, penduduknya masih jarang dan lokasi masjid yang dinilai jauh dari pemukiman penduduk. Akhirnya atas kesepakatan pengelola bersama-sama masyarakat maka masjid ini dipindahkan ke pinggir pantai Muara Ulak (Alalak Tengah) atau dulu dikenal Kampung Alalak Besar. Masjid ini dibangun kembali, pada tanggal 11 Muharram 1357 H. Dengan konsturksi kayu ulin dan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Lokasi tanah ini dipilih karena tanah waqaf dan dinilai cukup strategis, sebab berada dipertigaan sungai arah ke Marabahan, Kapuas dan Kuin (Banjarmasin).


Masjid ini terbilang unik, karena hiasan kubahnya yang berundak-undak di puncanknya diletakkan Tajau Belanga yang berbentuk Buah Kanas (Nenas). Unik dan kokohnya masjid ini, tak lepas dari jasa para pendiri. Diantaranya adalah H. Marwan bin HM. Amin. Beliau dikenal sebagai ulama sufi merupakan keturunan ke-4 dari Sekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kalampayan.

Dilihat dari sejarah pendiriannya, banyak mengundang kagum warga Alalak. Karena Kayu Ulin yang begitu besar dan panjang, dapat didirikan konon hanya dengan 2 buah batang bambu. Teknologi yang digunakan pun pada masa itu masih sangat sederhana.
Untuk membangun dan mendirikan Masjid ini, dilakukan dengan cara gotong royong. Dimana laki-laki, perempuan, tua muda, turun semua, bersatu untuk membersihkan lahan dan membangun masjid ini. Adapun kayu ulin sebagai bahan utama konstruksi bangunan ini, diperoleh dari pedalaman hutan Kalimantan Tengah dan diangkut dengan sampan. Untuk memudahkan mengangkut ulin ini ke daratan maka dibuatlah kanal kecil. Dalam acara pendirian dilakukan melalui dengan ritual khusus dan dibantu dengan alat “takal” dan bambu. Atas upaya yang keras, akhirnya soko guru ulin pun dapat didirikan dengan tegak. Dari sinilah awal pendirian masjid kanas di Alalak Besar dimulai.

“Pada awalnya, kubah masjid tidak berbentuk bundaran. Bentuknya limas lancip (tahun 1934). Setelah diadakan perubahan desain (tahun 1972), akhirnya bentuk Masjid Kanas diidentikkan dengan Masjid Jami Sungai Jingah. Hal tersebut dilakuan (perubahan terakhir) pada tahun 1980 hingga sekarang.”

Bila ditilik dari sejarahnya peletakan Buah Kanas di puncak Masjid (songkol) belum ada. Pada masa itu dipuncaknya dipasang Bintang Bulan. Namun karena suatu hal (ditiup angin kencang), songkol masjid tersebut patah dan jatuh. Sehingga sebagai gantinya dipasanglah Tajau Belanga sumbangan dari H. Jumain yang dipasang terbalik. Setelah itu, ternyata dinilai tidak artistik, sehingga akhirnya disepakati dibuat daun Nenas yang terbuat dari seng tebal dan dipasang menyerupai daun Nenas (Buah Kanas).
Dari sinilah nama Masjid Kanas diabadikan. Dipilihnya nama buah Nenas pun tidak lepas dari jasa para pendiri dan masyarakat setempat kala itu. Karena songkol dengan simbol Buah Kanas memiliki filosofis yang mendalam, yaitu agar orang yang masuk ke masjid ini hatinya bisa bersih, sebersih nenas menyapu karat. Kanas diambil dari bahasa Arab , artinya “pembersih”. Ditinjau dari usianya, di masa pendudukan Jepang, konon Masjid Kanas termasuk tertua ke-empat, setelah Masjid Sultan Suriansyah (Masjid pertama di Kalsel) di Kuin Utara, Masjid Al Qaromah Martapura dan Masjid Jami Sei Jingah Banjarmasin.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami perbaikan dan rehabilitasi. Termasuk lokasi yang semula di tepi pantai kemudian diundur agak ke belakang hingga ke lokasi sekarang. Demikian pula pengurus masjid, telah beberapa kali mengalami pergantian. Nama Tuhfaturroghibin- pun sebagai nama resmi masjid ini diambil dari judul sebuah buku karangan ulama besar kita (Sech Muhammad Arsyad Al Banjari) usulan dari KH. Muhammad Jahri Simin. Pemberian nama ini, dilakukan pada masa kepengurusan Guru H. Abdul Malik Marwan (Tahun 1980). Nama ini dipilih, setelah diberikan beberapa alternatif nama yang diusulkan. Penentuan dan pemilihan nama dilakukan secara musyawarah mufakat.
Pada saat itu, kemudian dilakukan pemilihan kepengurusan yang baru. Akhirnya atas kesepakatan telah dipilih dan ditetapkan Al Muqarram KH. Muhammad Jahri Simin sebagai Ketua Umum hingga sekarang. Atas usaha keras beliau dan pengurus lainnya serta dukungan masyarakat, akhirnya Masjid ini mampu direnovasi dan dipercantik dengan dibangunannya sebuah Menara terletak di posisi sebelah kanan (tahun 1996) dan dua buah Gapura (Pintu Gerbang) pada tahun 2007.
Sejak berdirinya hingga sekarang sudah terjadi penggantian 11 kali petugas/kaum Masjid (Penjaga Masjid) dan Susunan Badan Pengelola (pengurus). Pada masa kepengurusan Guru H. Abdul Malik Marwan dan KH. M. Jahri Simin, proses rehabilitasi dan renovasi dilakukan terus menerus. Sebagian dana berasal dari pengusaha Alalak yang sukses di Surabaya. Telah banyak perubahan bentuk dan desain. Namun, pengurus dan masyarakat tetap mempertahankan bentuk aslinya. Agar amal jariah pendahulu dapat dipertahankan dan terus mengalir. Hingga usia ke-72 tahun sekarang, Masjid ini tetap berdiri kokoh dan identitas masjid tetap dipertahankan hingga sekarang. Bentuk asli bangunan itu seperti; mimbar berukir, tiang utama dan songkol buah kanas tetap dipertahankan.
Semoga masjid kebanggaan warga Alalak ini tetap dapat dipertahankan dan akan ditambah dengan fasilitas lainnya yang belum dimiliki (al. perpustakaan, kendaraan operasional, dan sekretariat yang baik). Kita berharap hal ini dapat dipenuhi pada masa mendatang. Semoga memakmurkan masjid menjadi kebutuhan yang utama bagi kita, amiin ya rabbal ‘alamin.
Terima kasih. Wassalam.

2 komentar:

Rama mengatakan...

^^,,,, Klo saya denger masjid kanas di alalak,,, !!
Saya jadi ingat ma kupiah saya,, !!
AL nya waktu berkunjung kesana tahun 2007 saya ketinggalan kupiah,,,
heheheeee,,, !!
^^,,,, !!!!!
Klo ga salah saya naruh nya di dekat peimaman,,, !!!!
Di deket galon situ,,,

Oh yaaa,,
Kpda pengurus mesjid,,,
saya minta maaf,,,
Klo saya ga minta izin dolo minta air disana,,, !!!!
^^,,,, !!!!!
Tpi key nya ituh air,,, dikhususkan buat pengunjung juga khan^^,,, !!!
Jarang ada masjid yang menyediakan air minum,,,,
di tiang" bagian masjid,,, !!!
(Klo ga salah di Tiang Masjid Apa yaaah,, Lupa saiiaaa,,, ),,, !!!

Pada intinya,,,
Saya minta halal dan ridhonya yaaaah,,,
Smoga masjid ini akan selalu berdiri tegak hingga hari akhir tiba',,, !!!!
Trus juga buat pengurus mesjid,,,
Jangan pernah menyerah untung berjuang di jalan Allah SWT,, !!!
Allahuakbar,,, !!!

putra sulung mengatakan...

lawas kada sumbayang di masjid kanas...
lagi halus ja rancak sumbayang disitu (sumabayang jumat jua)...
sudah ganal ni jarang...
sudah ada masjid al-furqan di kampung...
tpi ada ading yg cagar rancak sumbayang disitu...
ading sakulah di sakulahan yang higa masjid kanas...
he,,,